Tahun lalu petani jagung seluruh dunia di gegerkan dengan ditemukan hama baru berupa ulat grayak (ulat tentara) jenis baru yang menyerang hampir semua pertanaman jagung di wilayah Afrika dan kemudian menyebar secara cepat ke Asia terutama wilayah Sri Langka dan China, Awal tahun ini serangan ulat grayak ini yang dikenal dengan nama Spodoptera frugiperda atau Fall Army Worm sudah mulai masuk ke wilayah Indonesia melalui Sumatera yang kemudian menyebar di pulau Jawa. Tidak butuk waktu lama, sekitar awal Juli tahun ini serangan ulat ini sudah dilaporkan ditemukan di pertanaman jagung Minahasa Sulawesi Utara. dan kemudian di susul temuan-temuan serangan hama ini di sentra jagung Sulawesi seperti Jeneponto, Takalar, Gowa, Bone, Soppeng dan Sidrap. Silahkan lihat gambar di bawah untuk wilayah penyebarannya.
Daftar Isi :
Identifikasi FAW
Karena sifatnya yang masih berupa hama baru masih banyak petani yang belum mengenal ciri-ciri khusus dari hama ini karena bentuk dan sifatnya sangat mirip dengan ulat grayak biasa (Spodoptera exigua). Berikut kami jelaskan cara identifikasi tanaman jagung dan ciri-ciri yang bisa dijadikan patokan dalam mengenali hama ini
-
Amati lahan pertanaman jagung anda, periksa batang dan daun tanaman dengan teliti, terutama jika ada bekas gigitan atau gerekan di daun dan batang.
-
Jika terdapat serangan amati gejala serangannya, cocokkan dengan gejala serangan ulat grayak ini.
-
Jika terdapat serangan pada bagian pucuk muda, temukan ulatnya dan cocokkan dengan ciri-ciri berikut :
Siklus Hidup FAW
Siklus Hidup ulat ini sangat singkat hanya berkisar antara 30 – 40 hari, namun memiliki daya jelajah yang sangat luas terutama serangga dewasanya yaitu bisa terbang 100 -200 km/hari, selain itu ulat atau larvanya sangat rakus yang memakan hampir semua stadia tanaman mulai dari kecambah sampai tongkol yang dapat menurunkan hasil panen 60 – 80 %, perkembangbiakan yang cepat dengan jumlah telur yang mencapai 2000 butir per siklus hidup betina serta sifatnya yang polifag (dapat bertahan dan menyerang tanaman lain seperti padi, tebu dan sayuran) menyebabkan sangat sulit untuk dikendalikan.
Pengendalian FAW
Mengingat hama ini sangat sulit dikendalikan karena sudah resisten/kebal dengan berbagi macam Inseksida selain itu juga perkembangan yang sangat cepat dengan daya adaptasi yang tinggi, olehnya perlu dilakukan penanganan yang tepat diantaranya
- Melakukan evaluasi lahan jagung sedini mungkin dan secara rutin. Jika terdapat serangan hama ulat, cocokkan hama penyebab dengan ciri-ciri FAW.
- Jika terdapat serangan, estimasi persen serangan.
- Segera laporkan kepada instansi pemerintah yang terkait
- Melakukan pengendalian populasi hama ulat dengan penyemprotan insektisida yang di anjurkan, atau menanyakan kepada petugas
- Melakukan evaluasi kefektifan pengendalian dan melakukan penyemprotan ulang pada 5-7 hari setelah aplikasi pertama.
- Gunakan 2 bahan aktif yang berbeda cara kerjanya dengan cara di bergiliran untuk mencegah hama ini cepat kebal.lihat artikel kami sebelumnya tentang pencampuran pestisida untuk mengetahui lebih lengkap tentang cara kerja pestisida berdasarkan sasarannya