Teknologi pertanian semakin berkembang, kebutuhan petani untuk mendapatkan hasil maksimal dan proses yang cepat mendorong berkembangnya teknologi di bidang pertanian, demikian halnya dalam budidaya tanaman jagung, jika dahulu petani menanam jagung dengan cara tugal, saat ini bahkan sudah banyak mesin tanam jagung yang bisa digunakan.
Walaupun perkembangan teknologi tanam jagung sudah sangat maju, namun akses petani masih sangat terbatas, selain keterbatasan modal, juga mayoritas pertanaman jagung dilakukan di lahan-lahan perkebunan atau pun perbukitan dengan kondisi lahan miring.
untuk mengatasi masalah tersebut, saat ini sudah banyak alat tanaman jagung manual yang bisa di peroleh di toko-toko pertanian. salah satunya adalah Alat tanam jagung (Corn Seed Planter) . Cara kerja cukup sederhana yaitu dengan didorong tanpa menggunakan tenaga mesin.
Kelebihan alat tanam manual
- Jarak tanam dan jumlah biji per lubang pun bisa diatur sesuai dengan rekomendasi. Jarak tanam yang direkomendasikan adalah 70 cm x 20 cm atau menggunakan system jajar legowo 80 cm x 40 cm x 20cm dengan arah barisan Timur-Barat. Jumlah biji per lubang pada kondisi normal direkomendasikan yaitu 1 biji/lubang, namun karena datangnya hujan maka alat tanaman bisa diatur untuk mampu mengeluarkan 2 biji/lubang.
- Dapat digunakan pada lahan tanpa dibajak, atau menggunakan sisten TOT (Tanpa Olah Tanah) terutama untuk daerah dengan kondisi rumput kurang atau gembur
- Mengurangi biaya tanam, mengingat untuk biaya tanam perhektar dengan sistem tugal dibutuhkan minimal 10 orang tenaga kerja
- Mengurangi tenaga kerja, dengan menggunakan alat tanam jagung, petanipun hanya membutuhkan minimal 2 tenaga kerja yaitu untuk mengoperasikan alat tanam dan memindahkan tali.
- Mempercepat proses tanaman, berdasarkan pengalaman, luasan lahan 0.2 Ha (tegalan) mampu diselesaikan dalam 2 jam. Mudah, praktis dan hemat.
Kekurangan alat tanam manual
- Tidak semua kondisi tanah cocok digunakan. Alat tanam jagung efektif digunakan pada tanah yang mengandung sedikit lempung (tanah berpasir). Penggunaan alat tanam jagung pada tanah yang berlempung seperti tanah sawah membuat tanah lengket pada alat sehingga menghambat kerja alat bahkan bisa mengakibatkan kerusakan pada alat.
- Lubang tanam juga tidak terlalu dalam atau bahkan ujung besi tidak bisa menembus permukaan tanah. Oleh karena itu, perlu dicek terlebih dahulu tekstur dan kondisi tanah yang akan ditanami, lebih-lebih jika merupakan lahan sawah.
- Alat tanam jagung tidak bisa digunakan pada tanah yang berbatu dan bergelombong (tidak rata). Pembajakan tanah dengan system pembajakan rotary disarankan agar permukaan tanah rata dan gembur sehingga alat tanam bisa digunakan dengan mudah. Sedangkan untuk tanah berbatu direkomendasikan menggunakan penanaman dengan cara ditugal.
- Diperlukan pengetahuan untuk penggunaannya karena dibutuhkan pengaturan jarak tanam dan jumlah benih yang keluar, sehingga jika penggunaan tidak tahu jarak tanam menjadi terlalu lebar atau pendek dan benih yang keluar bisa terlalu banyak.