fbpx

Insektisida Mikrobiologi Dari Jamur

Dalam penerapan pertanian organik atau berbasis lingkungan penerapan agen hayati untuk pengendalian Hama dan Penyakit telah lama digunakan, sampai saat ini diketahui lebih dari 1500 jenis mikroba dapat digunakan sebagai agen hayati atau pestisida mikrobiologi. Mikrogorganisme ini menginfeksi serangga atau juga bersaing dengan cendawan penyebab penyakit dalam hal tempat dan sinar matahari sehingga menghambat pertumbuhan cendawan penyebab penyakit.
Artikel ini kita khususkan untuk membahas berbagai macam mikrobiologi terutama yang dari jamu yang bisa digunakan sebagai insektisida mikrobiologi yang dapat digunakan dalam pengendalian hama terutama yang disebabkan oleh serangga.
Jamur atau cendawan dapat menginfeksi inangnya (dalam hal ini serangga hama) dengan cara penetrasi langsung tanpa harus termakan oleh serangga. Apabila spora jamur menempel pada kulit serangga, dan apabila kondisi mendukung, maka spora akan berkecambah, menembus kutikula serangga dan masuk kedalam tubuh serangga. Dalam tubuh serangga jamur akan berkembang membentuk hifa dan miselium hingga memenuhi bagian dalam tubuh serangga, hingga serangga akhirnya mati. Jamur kemudian hidup sebagai saprofit dan menyerap hara dari tubuh serangga yang sudah mati. Tubuh buah jamur kemudian muncul dari bangkai serangga inang, menghasilkan spora, dan siap disebarkan untuk menginfeksi serangga lainnya. Tanaka dan Kaya (1993) telah mendata jamur penyebab penyakit serangga (entomopatogen) yang terdapat dalam 8 kelas, 13 ordo dan 57 genus. Banyak diantaranya yang bersifat sangat spesifik (hanya menginfeksi serangga tertentu).

Berbagai patogen serangga dari jenis jamur atau cendawan yang telah dimanfaatkan sebagai insektisida mikrobiologi, banyak diantaranya telah diproduksi secara komersial.

Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin 

Digunakan sebagai insektisida. Jamur ini dahulu dikenal dengan nama Botrytis bassiana. Jamur entomopatogen (penyebab penyakit serangga) ini menginvasi tubuh serangga sasaran. Spora (konidia) jamur akan menempel pada kutikula serangga, dan saat berkecambah, benang jamur (hifa) akan menembus kutikula dan berkembang didalam tubuh serangga. Untuk perkecambahan diperlukan kelembapan tinggi serta air bebas. Infeksi bisa memakan waktu 24 hingga 48 jam, tergantung pada temperatur. Serangga sasaran masih hidup 3 hingga 5 hari sesudah infeksi, sebelum akhirnya mati. Sesudah serangga sasaran mati, spora jamur akan terus diproduksi diluar tubuh serangga. Insektisida berbasis B. bassiana adalah racun kontak dan bersifat sangat spesifik pada serangga sasaran.
Diaplikasikan dengan disemprotkan pada kanopi tanaman. Dapat diaplikasikan bersama insektisida lain, dengan tambahan ajuvant dan sebagainya. Jangan digunakan bersama fungisida, dan tunggu hingga 48 jam sebelum menggunakan fungisida. Tidak kompatibel dengan oksidator yang kuat, asam, basa dan jangan dicampur dengan air yang mengandung klorin. Tidak menyebabkan infeksi pada tikus sesudah perlakuan 21 hari. Oral LD50 pada tikus >18 X 108 cfu/kg, dermal (tikus) >2000 mg/kg. Menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan sistim pernafasan.  Produk berbasis Beauveria bassiana yang telah diproduksi secara komersial terdiri atas isolat-isolat berikut.
Beauveria bassiana isolat BB 147
Isolat ini digunakan untuk mengendalikan penggerek tongkol jagung (Ostrinia nubilalis,  european corn borer dan Ostrinia furnacalis, asian corn borer), pada tanaman jagung. padi.
B. bassiana isolat stanes
Isolat ini digunakan untuk mengendalikan penggerek buah kopi, lundi (uret), penngerek buah kapas, ulat potong (cutworm), wereng batang coklat dan ulat kubis, pada tanaman teh, kopi, kapas, tomat, okra, terung.
B. bassiana isolat GHA
Isolat GHA terutama efektif untuk mengendalikan kutu kebul (whitefly), thrips, aphids, serta kutu dompolan, pada tanaman sayuran dan tanaman hias..
B. bassiana isolat ATCC 74040
B. bassiana isolat ATCC 74040 efektif untuk mengendalikan Coleoptera dan Hemiptera pada lapangan rumput dan tanaman hias.

Beauveria brongniartii (Saccardo) Petch 

Jamur yang dimanfaatkan sebagai insektisida ini pernah dikenal dengan nama Beauveria tenella. Dewasa ini ada 3 isolat yang dikomersialkan, yakni isolat Bb96 (isolat Swiss) dan IMBST 95.031 serta 95.041 (isolat Austria). Seperti jamur entomopatogen lainnya, jamur ini juga menyerang tubuh serangga sasaran. Spora (konidia) jamur akan menempel pada kutikula serangga, dan saat berkecambah, benang jamur (hifa) akan menembus kutikula dan berkembang didalam tubuh serangga. Untuk perkecambahan diperlukan kelembapan tinggi serta air bebas. Infeksi bisa memakan waktu 24 hingga 48 jam, tergantung pada temperatur. Serangga sasaran masih hidup 3 hingga 5 hari sebelum akhirnya mati. Sesudah serangga sasaran mati, spora jamur akan terus diproduksi diluar tubuh serangga. Insektisida berbasis B. bassiana adalah racun kontak dan bersifat sangat spesifik pada serangga sasaran.  Dapat diaplikasikan bersama pestisida kimia lainnya, kecuali fungisida.  Diklasifikasikan sebagai non-toksik, dengan LD50 oral (tikus) >5000 mg/kg, dermal (tikus) >2000 mg/kg, menimbulkan iritasi ringan pada kulit kelinci.
B. brongniartii isolat Bb96
Isolat ini diisolasi dari semacam uret (lundi) Hoplochelus marginalis yang terdapat di Madagaskar,oleh CIRAT/IRAT, Prancis. Prises untuk formulasinya sekarang dimiliki oleh Natural Plant Protection (NPP). Digunakan untuk mengendalikan uret Hoplochelus marginalis pada tanaman tebu. Diaplikasikan di tanah saat tanam pada alur-alur tanaman, atau pada pangkal ratun tebu.
B. brongniartii isolat IMBST 95.031 dan 95.041 
Isolat ini diisolati dari padang rumput yang diserang oleh larva Melolontha melolontha oleh Istitut Mikrobiologi Universitas Leopold-Franzens di Austria. Digunakan untuk mengendalikan larva Melolontha melolontha diaplikasikan pada benih yang akan ditanam.

Hirsutella thompsonii Fisher

Akarisida biologis komersial berisi jamur Hirsutella thompsonii isolat MF(Ag)S (ITCC 4962; IMI 385470), digunakan untuk mengendalikan tungau dari famili Eriophyidae, terutama tungau kelapa Aceria guerreronis. Pertama kali diisolasi dari tungau Eriophyidae di Tamil Nadu, India. Jamur ini bekerja dengan mendegradasi kutikula tungau. Spora jamur yang menempel pada kulit tungau, bila kondisi menunjang, akan berkecambah dan germ tube dengan kekuatan fisik dan enzym akan memasuki kutikula tungau dan selanjutnya hifa jamur berkembang dalam tubuh tungau, memproduksi spora pada kutikula tungau baik yang masih hidup atau yang sudah mati, dan melanjutkan siklus hidup selanjutnya. Sediaan komersial yang mengandung spora H. tompsonii diaplikasikan dengan cara disemprotkan bila kondisi cuaca kering. Jangan dicampur dengan fungisida, terutama ditiokarbamat. Tidak kompatibel dengan oksidator yang kuta, asam, basa, dan jangan dicampur dengan ir yang mengandung klorin. Hirsutella thompsonii tidak menyebabkan iritasi kulit dan mata, tidak ada bukti menyebabkan keracunan akut maupun kronis. Tidak nampak adanya reaksi alergik atau masalah kesehatan lainnya pada mereka yang terlibat dalam penelitian, produksi serta pengguna H. thompsoni.

Lagenidium giganteum Couch

Lagenidium giganteum digunakan untuk mengendalikan larva nyamuk, yang meluputi genus-genus Aedes, Anopheles, Coquillettidea, Culex, dan sebagainya. L. giganteum adalah parasit dari larva nyamuk. Zoospora jamur, bila diaplikasikan dalam air, akan mencari larva nyamuk dan menempel pada kutikula. Selanjutnya zoospora akan berkecambah dan menembus kutikula larva, dan  selanjutnya berkembang dalam tubuh jentik-jentik nyamuk dan khirnya menyebabkan kematian.

Lecanicillium lecanii (Zimmerman) Gams & Zare

Dahulu dikenal dengan nama lama Cephalosporium lecanii atau Verticillium lecanii. Jamur L. lecanii adalah entomopatogen yang bertindak dengan mendegradasi kutikula serangga sasaran. Spora yang menempel pada kutikula serangga, saat berkecambah akan masuk kedalam tubuh serangga dengan menembus kutikula, baik dengan kekuatan fisik maupun bantuan enzym. Hifa jamur kemudian akan berkembang dalam tubuh serangga yang menyebabkan serangga sakit dan akhirnya mati.  Diaplikasikan pada kanopi daun dengan semprotan volume tinggi, sebagiknya saat kelembapan tinggi. Jamur ini tidak menyebabkan keracunan pada tanaman (non-fitotoksik) dan juga non-fotipatogenik (tidak menyebabkan penyakit pada tanaman). Peka terhadap sejumlah fungisida, terutama ditiokarbamat. Tidak boleh dicampur dengan oksidator yang kuat, asam, basa dan air yang mengandung klorin. L. lecanii tidak menyebabkan iritasi kulit dan mata. Tidak ada bukti bahwa L. lecanii menyebabkan keracunan akut atau kronis, dan tidak menyebabkan infeksi pada mamalia. Tidak nampak adanya reaksi alergik atau masalah kesehatan lainnya pada mereka yang terlibat dalam penelitian, produksi serta pengguna H. thompsoni.

L. lecanii isolat aphids 

Isolat aphids (aphids isolate) ditemukan oleh R.A. Hall, dan diisolasi dari semacam aphids, Macrosiphoniella sanborni, digunakan untuk mengendalikan aphids, kutu kebul (whitefly), thrips dan kutu sisik pada sayuran, tanaman hias dan tanaman lainnya.

L. lecanii isolat kutu kebul (whitefly)

L. lecanii Isolat kutu kebul (whitefly isolate) juga ditemukan oleh R.A. Hall, dan diisolasi dari kutu kebul rumah kaca, Trialeurodes vaporariorum. L. Lecanii whitefly isolate dimanfaatkan untuk mengendalikan terutama kutu kebul, dengan efek samping pada thrips.

Metarhizium anisopliae Sorok

Insektisida biologi Metarhizium anisopliae dahulu dikenal dengan nama Penicillium anisopliae dan Entomophthora anisopliae. Jamur yang umum terdapat pada serangga yang mati, dan produk komersial diisolasi dai wereng batang padi (Nilaparvata lugens). Ada produk yang khusus untuk mengendalikan rayap, ada pula yang diregistrasi untuk wereng padi (Nilaparvata lugens) dan hama lain dari ordo Coleoptera dan Lepidoptera, ada pula yang khusus untuk mengendalikan kecoa. M. anisopliae merupakan entomopatogen yang efektif, menyerang serangga sasaran dengan cara menembus kutikula serangga, dan hifa jamur kemudian berkembang dalam tubuh serangga, yang menyebabkan sakit dan kematian. Setelah diaplikasikan, jamur akan menginvasi serangga sasaran dalam 2 hari, dan akan mati dalam 7 – 10 hari. Serangga yang mati akan tetap melekat pada tanaman, dan spora yang diproduksi oleh jamur akan menambah dan mempertahankan adanya inokulan yang cukup bagi serangga hama yang datang kemudian. Produk untuk bidang pertanian diaplikasikan dengan cara disemprotkan. Sedangkan untuk mengendalikan rayap diaplikasikan pada lubang-lubang rayap atau jalur yang dilalui rayap. Gunakan  produk berbasis M. anisopliae secara single, tidak kompatibel dengan fungisida, oksidator yang kuat, asam, basa dan air yang mengandung klorin.Tidak nampak adanya reaksi alergik atau masalah kesehatan lainnya pada mereka yang terlibat dalam penelitian, produksi serta pengguna H. thompsoni. Beberapa varitas dan isolat M. anisopliae juga telah diisolasi dan dikembangkan, serta diguanakan untuk mengendalikan hama yang berbeda, seperti dibawah ini.
M. anisopliae var. acridium 
Jamur ini khusus digunakan untuk mengendalikan belalang. Produk komersial terdiri atas isolat IMI 330189 dan FI-985.
M. anisopliae var. anisopliae
Varitas khusus untuk mengendalikan larva kumbang (uret, lundi) Dermolepida albohirtum pada perkebunan tebu.
M.  anisopliae isolat ICIPE 30
Isolat jamur M. anisopliae khusus untuk mengendalikan rayap dari genus Macrotermes, Microtermes dan Odontotermes, pada pertanaman jagung, ubi kayu, jeruk, kopi, agroforestry, dan sayuran yang diserang rayap. Juga digunakan untuk melindungi bangunan, dsb. dari serangan rayap.
M.  anisopliae isolat ICIPE 69
Produk ini khusus untuk mengenalikan hama thrips (Megalurothrips sjostedti, Thrips tabaci dan Frankliniella occidentalis), pada tanaman sayuran dan tanaman hias.

Metarhizium flavoviridae var. flavoviridae Gams & Rozsypal

Metarhizium flavoviridae var. flavoviridae isolat F001, digunakan untuk mengendalikan Adoryphorus coulani pada lapangan rumput (turf).

Paecilomyces fumosoroseus  (Wiize) AHS Brown & G. Smith

Paecilomyces furosomoseus merupakan insektisida dan akarisida berbasis jamur yang dimanfaatkan untuk emngendalikan berbagai jenis serangga, seprti kutu kebul (Trialeuroes vapororiorum dan Bemisia tabaci). Juga memiliki efikasi terhadap
aphids, thrips dan tungau (spider mites). Isolat Apopka 97 (PFR 97) dari jamur ini telah diproduksi secara komersial, dan direkomendasikan untuk digunakan pada tanaman hias serta tanaman pangan, baik di dalam rumah kaca atau di lapangan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *