fbpx

Mewaspadai serangan wereng jagung

Saat ini hama wereng jagung belum menjadi masalah di sebagian besar sentra jagung, hal ini disebabkan dampak yang ditimbulkan belum terlalu besar, dan kerugian yang ditimbulkan juga belum menyebakan kerugian di kalangan petani jagung.
Namun beberapa tahun terakhir keberadaan wereng jagung semakin berkembang, hampir di semua areal sentra tanaman jagung sudah menunjukkan gejala keberadaan hama ini, sehingga patut di waspadai.
Olehnya sebelum menimbulkan kerugian yang besar, perlu pengetahuan mengenai hama ini sehingga kita dapat mengantisipasi dampak serangannya dan melakukan teknik pengendalian yang tepat.

Mengenal Wereng Jagung

Wereng Jagung (Peregrinus Maidis Ashm) adalah salah satu hama minor di tanaman jagung, namun keberadaan patut diwaspadai karena potensi kehilangan hasil yang disebabkan oleh serangan wereng ini bisa mencapai 70 %, hal ini disebabkan wereng ini menghisap cairan tanaman sehingga menyebabkan daun mengering dan bisa menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan tidak menghasilkan tongkol yang sempurna selain itu hama ini juga diketahui sebagi vektor beberapa jenis virus diantaranya MMV (Maize Mosaic Rhabdovirus) dan MStV (Maize Tenui virus) , walaupun belum ada laporan tentang kerugian yang serius karena serangan hama ini karena umunya serangannya pada umur 47 – 73 HST yang mana telah melewati fase kritis tanaman jagung, sehingga kerugian yang disebabkan tidak terlalu signifikan, walaupun beberapa tahun terakhir ada laporan bahwa wereng jagung juga ditemukan pada fase vegetatif 15 – 42 HST.
Wereng jagung Peregrinus maidis Ashmead adalah serangga hama yang hidup pada tanaman jagung. Serangga ini mempunyai nama synonim antara lain Delphax maidis Ashmead, Delphax psylloides Lethierryi, dan Pundaluoya simplicia Distant. Serangga ini masuk dalam famili Delphacidae, genus Peregrinus dan specsies maidis. Serangga ini tidak saja merusak tanaman jagung dan sorgum, tetapi juga dapat menularkan penyakit sejenis virus yang disebut penyakit MMV (maize mosaic rhabdovirus) dan penyakit MStV (maize tenuivirus), Serangga ini mempunyai banyak inang walupun niche utamanya adalah jagung dan sorgum. Serangga ini dapat juga bertahan hidup pada beberapa rerumputan dari jenis rumput navier Pennisetum purpureum Schumach, rumput vasey Paspalum urvillei Steud, tanaman tebu Saccharum officinarum L, dan sorgum. Serangga ini ditemukan juga pada rumput coarse.

Klasifikasi Wereng Jagung

Kingdom:
Animalia
Phylum:
Arthropoda
Class:
Insecta
Order:
Hemiptera
Suborder:
Auchenorrhyncha
Superfamily:
Fulgoroidea
Family:
Delphacidae
Genus:
Peregrinus
Species:
P. maidis

Siklus Hidup Wereng Jagung

Wereng Jagung betina bertelur 20-30 telur di dalam pelepah daun tanaman inang mereka. Dalam kondisi normal, perkembangan dari penetasan ke dewasa membutuhkan waktu sekitar 20 hari. Namun, perkembangan nimfa wereng jagung sangat tergantung pada suhu. Perkembangan normal terjadi antara 20-27 ° C dan memiliki lima tahap nimfa (remaja). Suhu ekstrem (di bawah 10 ° C dan di atas 30 ° C) mengakibatkan hilangnya instar kelima dan ganti kulit langsung dari instar keempat ke dewasa, tetapi perkembangan penuh hingga 74 hari. Wereng jagung ini mampu mereproduksi sepanjang tahun, tetapi perkembangannya dipengaruhi oleh perubahan suhu. Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan adalah ketersediaan nutrisi. Peningkatan kadar pupuk Nitrogen dalam jaringan tanaman menghasilkan waktu pengembangan yang lebih singkat, lebih banyak telur yang dihasilkan, dan peningkatan tingkat kelangsungan hidup nimfa dan Imago.
Telur dan nimfa
Baca juga :  Alat tanam jagung manual, kelebihan dan kekurangannya
Nimfa
Imago (bersayap sempurna)
Imago (bersayap pendek)
Mirip dengan wereng lainnya, wereng jagung juga memiliki dua jenis wereng  dewasa yang berbeda dapat berkembang tergantung pada kondisi lingkungan. yaitu
  1. Brachypterous, memiliki sayap pendek (kurang berkembang) dan paling sering berkembang sebagai respons terhadap tanaman inang berkualitas tinggi, kepadatan populasi rendah, dan tidak perlu penyebaran.
  2. Macropterous, telah mengembangkan sayap sepenuhnya dan muncul ketika diperlukan penyebaran karena kepadatan populasi yang tinggi atau tanaman inang berkualitas rendah.

 

Macropterous
Brachypterous

tujuan macropters adalah untuk menyebarkan dan meletakkan telur pada bibit jagung. sedangkan brachypters hanya untuk memberi makan pada tanaman yang tumbuh dan bereproduksi. Setelah tanaman mulai menua, lebih banyak macropters diproduksi dan siklus berlanjut.

Gejala Serangan Wereng Jagung

Wereng jagung menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan tanaman inangnya, gejala serangan pada daun tampak bercak bergaris kuning, garis-garis pendek terputus-putus sampai bersambung terutama pada tulang daun kedua dan ketiga. Daun tampak bergaris kuning panjang, begitu pula pada pelepah daun. Pertumbuhan tanaman akan terhambat, menjadi kerdil, tanaman menjadi layu dan kering (hopper burn).
Selain itu hama ini juga sebagai vektor untuk beberapa jenis virus diantaranya MMV (Maize Mosaic Rhabdo virus) dan MStV (Maize Tenui virus)

 

Pengendalian Serangan Wereng Jagung

Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya :
  1. Menanam varietas yang tahan
  2. Tanam serempak untuk meminimalkan serangan.
  3. Membersihkan rumput-rumput yang mejadi inang alternative dari hama ini.
  4. Mengurangi penggunaan pupuk Nitrogen (urea dan ZA) karena penggunaan pupuk nitrogen yang tinggi dapat menyebabkan hama ini berkembang dengan cepat.
  5. Jarak tanam jangan terlalu rapat, untuk menjaga sirkulasi udara
  6. Jika serangan tinggi lakukan pengendalian dengan cara kimia, gunakan pestisida yang tepat salah satunya dengan menggunakan PLENUM karena insektisida ini dapat melindungi tanaman dengan tiga aksi.
Baca juga :  Penyakit bulai masih menjadi kendala utama di tanaman jagung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *