Penggerek batang padi saat ini masih menjadi hama utama di hampir semua sentra pertanaman padi, intensitas serangan hampir setiap musim ada, posisinya sebagai hama perusak tanaman padi silih berganti dengan tikus berada di posisi pertama, olehnya keberadaanya tidak bisa di sepelekan, selain dampak serangan dan kerugian yang ditimbulkan cukup besar, kemampuan hama ini menyerang semua stadia tanaman mulai dari pembibitan sampai menjelang panen patut untuk di waspadai. Tidak jarang serangan yang cukup parah bisa menyebakan kehilangan hasil sampai gagal panen, tentunya ini sangat merugikan petani,
Penggerek batang padi di Indonesia terdapat beberapa jenis yaitu :
- Penggerek Batang Merah Jambu (Sesamia Inferens)
- Penggerek Batang Padi Bergaris (Chilo Suppressalis)
- Penggerek Batang Kepala Hitam (Chilo Polychrysus)
- Penggerek Batang Padi Putih (Scirpophaga Innotata)
- Penggerek Batang Padi Kuning (Scirpophaga Incertulas)
Daftar Isi :
Biologi Penggerek Batang Padi
Siklus Hidup Scirpophaga Innotata |
Siklus Hidup Sesamia Inferens |
Pupa berwarna kekuning-kuningan atau agak putih, dengan kokon berupa selaput benang berwarna putih. Panjang 12-15 mm dan stadium pupa 6-23 hari. Pupa berada di dalam pangkal batang, sehingga ketika kita mengambil batang tanaman yang terserang biasanya kita akan menemukan ulat atau pupa di dalam batang.
Setelah keluar dari pupa akan menjadi ngengat atau kupu-kupu dengan panjang antara 14 – 17 mm, secara umumnya ngengat dapat terbang 6 – 10 km tetapi khusus untuk penggerek batang merah jambu dapat terbang 32 – 50 km, kemampuan terbang dari ngengat ini sangat dipengaruhi oleh angin dan biasanya aktifitas mereka terjadi di malam hari.
Gejala Serangan Penggerek Batang Padi
1. Sundep
2. Beluk
Pengendalian Hama Penggerek Batang Padi
Teknik Budidaya
- Tanam serentak untuk membatasi sumber makanan bagi penggerek batang padi.
- Rotasi tanaman padi dengan tanaman bukan padi untuk memutus siklus hidup hama.
- Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan ngengat atau populasi larva di tunggul padi. Tanam jangan bertepatan dengan puncak penerbangan ngengat. Tanam bisa dilakukan pada 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi pertama dan atau 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi berikutnya apabila generasi penggerek batang padi di lapangan overlap.
Fisik dan Mekanik
- Cara mekanik dapat dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur penggerek batang padi di persemaian dan di pertanaman.
- Menangkap ngengat dengan light trap (untuk luas 50 ha cukup 1 light trap).
- Cara fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai permukaan tanah pada saat panen (disingkal). Usaha itu dapat pula diikuti penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau pupa mati.
Hayati
- Pemanfaatan musuh alami parasitoid dengan melepas parasitoid telur seperti Trichogramma japonicum dengan dosis 20 pias/ha (1 pias = 2000-2500 telur terparasit) sejak awal pertanaman.
Kimia
- Penggunaan insektisida dapat dilakukan bila sudah ditemukan 1 ekor ngengat pada light trap atau pertanaman, dan aplikasi insektisida sebaiknya dilakukan pada saat 4 hari setelah ditemukan 1 ekor ngengat pada light trap atau pertanaman tersebut.
- Penggunaan insektisida mulai di persemaian apabila di temukan 1 kelompok telur dalam 1 m luas persemaian. Penggunaan Insektisida Virtako sangat dianjurkan cukup sekali semprot di persemaian.
- Pada pertanaman, insektisida diberikan terutama pada stadium vegetatif dengan dosis 100 ml/Ha pada saat tanaman berumur 14 – 21 hari setelah tanam. kemudian dilanjut stadium generatif aplikasi dengan insektisida yang disarankan yaitu Virtako .
- Hal-hal yang harus diperhatikan dalam aplikasi insektisida adalah: keringkan pertanaman sebelum aplikasi, aplikasi saat air embun tidak ada yaitu sekitar jam 8 -11 atau dilanjutkan pada sore hari ketika angin sudah tidak kencang, tepat dosis, tepat jenis, dan tepat air pelarut (sekitar 350-500 liter air/ha).