Penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis) merupakan salah satu hama utama di pertanaman jagung yang cukup bandel dan susah untuk dikendalikan karena berada di dalam batang tanaman, selain itu mampu menyerang semua fase tanaman sehingga gejala serangannya dapat dijumpai mulai dari daun, pelepah, batang, bunga sampai tongkol. Serangan hama ini dapat menurunkan produksi sampai 80 %, sehingga keberadaannya di pertanaman harus diwaspadai.
Serangan hama ini dimulai saat tanaman jagung berumur dua minggu, dimana imagonya mulai meletakkan telur pada bagian-bagian tanaman jagung. Puncak peletakan telur itu sendiri terjadi pada stadia pembentukan bunga jantan hingga keluarnya bunga jantan.
Siklus hidup penggerek batang jagung
Ngengat betina hama ini lebih suka meletakkan telur-telurnya di bawah permukaan daun, utamanya pada daun ke-5 hingga daun ke-9. Seekor ngengat betina mampu meletakkan telurnya sebanyak 300-500 butir. Umur telurnya sendiri berkisar antara 3-10 hari. Setelah menetas dan menjadi larva akan memakan daun, masuk ke pelepah atau batang bahkan bisa ke bunga atau tongkol. Larva Ostrinia furnacalis terbagi dalam 6 instar mulai dari instar 1 – 6. lama hidup pupa antara 17 – 24 hari, setelah itu.
Setelah memasuki intsar 4 – 5 larva kemudian bergerak ke batang dan membuat gerekan/lubang di batang untuk menjadi pupa. Lama pupa sebelum menjadi imago adalah 6 – 9 hari.
Pengendalian Penggerek Batang Jagung
Sebagai hama utama pada tanaman jagung ambang ekonomi adalah satu larva pertanaman. Jika populasi larva melebihi jumlah tersebut perlu di lakukan pengendalian.
Perhitungan ambang ekonomi hama ini juga bisa dilakukan dengan cara menghitung jumlah tanaman jagung dalam luasan 1 x 1 meter, kemudian menghitung jumlah larva yang di dapat, apabila persentase jumlah larva sudah lebih dari 70 % maka perlu dilakukan pengendalian, jika persentase larva sudah melebih 100 % maka pengendalian secara kimia perlu dilakukan.
Pencegahan serangan hama ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik budidaya yaitu dengan tumpang sari jagung dengan kacang-kacangan atau juga bisa dilakukan pemotongan sebagian bunga jantan, karena sebagain besar larva berada pada bunga jantan.
Pemanfaatan musuh alami juga bisa dilakukan untuk mengendalikan serangan Ostrinia furnacalis. Beberapa musuh alami yang bisa digunakan adalah: parasitoid Trichogramma spp. yang mampu memarasit telur, bakteri Bacillus thuringiensis untuk mengendalikan larva, dan predator Euborellia annulata yang mampu memangsa larva dan pupa Ostrinia furnacalis. Alternatif terakhir adalah penggunaan insektisida berbahan aktif monokrotofos, triazofos, diklhrofos, atau karbofuran efektif untuk menekan serangan penggerek batang jagung.