fbpx

Teknik ToT solusi mempercepat waktu tanam jagung

Pengolahan tanah adalah salah satu kegiatan persiapan lahan (Land preparation) yang bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah dapat memperbaiki daerah perakaran tanaman, kelembaban dan aerasi tanah, mempercepat infiltrasi serta mengendalikan tumbuhan pengganggu (gulma/rumput)
Kehadiran gulma sering dianggap tidak penting di pertanaman, bahkan pengendaliannya sering dianggap mudah, namun kenyataannya gulma merupakan musuh tersembunyi tanaman jagung, yang selalu ada di pertanaman, dan siap untuk berkompetisi dengan jagung dalam hal, tempat, hara, nutrisi dan sinar matahari.
Kehadirannya sangat mengganggu, selain karena pertumbuhannya yang sangat cepat, juga karena populasinya yang sangat cepat berkembang, sehingga apabila tidak di kendalikan dari awal dapat mengganggu tanaman dan menurunkan produksi.

Secara umum pengolahan tanah dibagi menjadi 2 yaitu pengolahan tanah konvensional dan pengolahan tanah konservasi

Pengolahan tanah konvesional

Pengolahan tanah konvensional dikenal juga dengan istilah Olah Tanah Intensif (OTI) atau full tillage yang menjadi pilar intensifikasi pertanian sejak program Bimas dicanangkan, dan secara turun menurun masih digunakan oleh petani. Pada pengolahan tanah intensif, tanah diolah beberapa kali baik menggunakan alat tradisional seperti cangkul maupun dengan bajak singkal. Pada sistem tersebut, permukaan tanah dibersihkan dari rerumputan dan mulsa, serta lapisan olah tanah dibuat menjadi gembur agar perakaran tanaman dapat berkembang dengan baik.

Kelemahan pengolahan tanah konvensional

  • Pengolahan tanah yang dilakukan terus menerus dapat menimbulkan dampak negatif terhadap produktivitas lahan dan dapat memacu emisi gas CO2 secara signifikan.
  • Pengolahan tanah dapat mempercepat kerusakan sumber daya tanah contohnya meningkatkan laju erosi dan kepadatan tanah. Hal tersebut karena permukaan tanah yang bersih dan gembur tidak mampu menahan laju aliran permukaan yang mengalir deras, sehingga banyak partikel tanah yang mengandung humus dan hara tergerus dan terbawa air ke hilir
  • Pengolahan tanah secara intensif memerlukan biaya yang tinggi
Baca juga :  Mengenal Lalat Bibit Jagung dan cara pengendaliannya

Pengolahan tanah konservasi

Salah satu pengolahan tanah konservasi adalah pengolahan tanah minimum, yaitu pengolahan tanah
yang dilakukan secara terbatas atau seperlunya tanpa melakukan pengolahan tanah pada seluruh areal lahan. Olah tanah minimum merupakan sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) yang berkembang sesuai dengan kemampuan dan kondisi lokal petani. Pada olah tanah minimum, pengendalian gulma biasanya cukup dilakukan secara manual (dibesik) atau dilakukan penyemprotan herbisida ketika pembersihan secara manual tidak berhasil. Mulsa gulma atau tanaman sebelumnya juga diperlukan
untuk menutupi permukaan lahan.

Keuntungan Sistem Tanpa Olah Tanah (ToT)

  1. Lebih hemat karena menggunakan pekerja, bahan bakar dan peralatan yang lebih sedikit atau hanya menggunakan herbisida.
  2. Mencegah kerusakan tanah akibat aliran permukaan dan erosi,
  3. Mengamankan dan memelihara produktivitas tanah agar tercapai produksi maksimal dalam kurun waktu yang tidak terbatas.
  4. Meningkatkan produktivitas lahan usahatani.
  5. Mempercepat waktu tanam

Gramoxone untuk sistem tanpa olah tanah

Mungkin para petani sudah mengenal gramoxone sebagai herbisida pembakar atau kontak, yang merupakan herbisida yang sangat cocok digunakan untuk olah tanah konservasi, karena memiliki kelebihan diantaranya :
  • Bekerja cepat membunuh gulma sehingga dapat mempercepat proses tanam
  • Tahan terhadap hujan sehingga aplikasinya sangat fleksible, bisa digunakan pada saat musim hujan karena tetap efektif walaupun hujan turun 15 menit setelah aplikasi
  • Tidak aktif di tanah, sehingga tidak menimbulkan residu dan tidak diserap oleh akar tanaman.
  • Mencegah erosi karena akar tanaman masih mengikat tanah pada saat hujan.
  • Menggemburkan tanah karena tidak membunuh organisme tanah seperti cacing.
  • meningkatkan kadar bahan organik tanah

Cara penggunaan Gramoxone untuk mempercepat waktu tanam jagung

  1. Jika rumput terlalu tinggi sebaiknya dilakukan pembabatan, hindari penggunaan herbisida glyphosat kecuali jika lahan akan didiamkan terlebih dahulu minimal sebulan.
  2. Lakukan penyemprotan gramoxone dengan dosis 2 liter/ha atau dengan konsentarsi hanya 75 ml/tangki ukuran 15 liter
  3. semprotkan merata pada rumput dengan volume semprot 200 – 400 liter air
  4. penyemprotan bisa dilakukan 7 hari sebelum tanam atau 1 hari sebelum tanam (sebelum jagung berkecambah)
  5. Untuk penyemprotan sebelum tanam, bisa dilakukan penanaman jagung setalah gulma mati/kering
  6. setelah jagung berumur 7-14 hari lakukan penyemprotan herbisida selektif calaris untuk hasil maksimal.
Baca juga :  Budidaya Jagung Hibrida Terlengkap

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *