Di pertanian modern saat ini kita sering mendengar istilah adjuvant, bahkan beberapa petani yang sering menggunakan pestisida sudah akrab dengan adjuvant ini, terutama petani-petani yang berada di daerah sayuran, kadang dalam mengaplikasi pestisida sering mecampur dengan Adjuvant.
Adjuvant itu sendira adalah bahan kimia yang dapat mempengaruhi cara kerja pestisida dalam hal
- Meningkatkan reaksi pestisida.
- Mengubah karakteristik, formulasi atau campuran semprotan (larutan) pestisida
Sebagian besar produk pestisida yang telah diformulasi terutama untuk penyemprotan daun sudah mengandung adjuvant. Namun, dalam beberapa situasi,terkatdang petani masih harus menambahkan adjuvant ke dalam tangki pada saat membuat larutan semprot.
Adjuvant dapat membantu meningkatkan efektivitas dan juga keamanan. Tetapi walaupun andjuvant bisa mempengaruhi pestisida, adjuvant sendiri bukan termasuk pestisida sehingga penggunaan tunggal untuk pengendalian hama/penyakit atau gulma tidak efektif. Pengunaan adjuvant hanya untuk kondisi atau situasi tertentu.
Karena adjuvan bukan termasuk pestisida olehnya tidak terdaftar dalam komisi pestisida sehingga tidak ada standar untuk komposisi, kualitas atau kinerja dan biasanya informasinya sangat terbatas, hanya sebatas label atau selebaran spanduk untuk promosi dari perusahaan yang membuatnya
Ada baiknya sebelum menggunakan adjuvant, silahkan baca label adjuvant itu sendiri dan juga label pestisida yang ingin di campurkan. Beberapa produk memiliki ajuvant yang sangat spesifik termasuk yang direkomendasikan dan di larang, jika di label menyarankan menggunakan adjuvant tertentu, gunakan tipe adjuvant yang dimaksud. Karena jika tidak, akan terjadi ketidakcocokan antara pestisida dan adjuvant yang menyebabkan tidak bisa tercampur sempurna atau menggumpal.
Saat ini hampir semua produsen pestisida sudah mencampurkan adjuvant di produk mereka, sehingga penambahan adjuvant yang salah justru malah menurunkan kualitas dari pestisida tersebut.
Adjuvant yang terkandung dalam sebuah merek pestisida biasanya tidak dicantumkan jenisnya, ini sepertinya rahasia dapur dari perusahaan untuk mendapatkan hasil produk yang maksimal. sehingga terkadang sebuah pestisida yang mengandung bahan aktif yang sama dengan jumlah yang sama ketika diaplikasikan hasilnya bisa berbeda.
Jenis-jenis Adjuvant
Berikut adalah beberapa jenis adjuvant yang umum digunakan:
1. Agen antifoaming (penghilang busa)
Mengurangi busa campuran semprotan yang mungkin dihasilkan dari penggunaan beberapa surfaktan atau pada saat mencampur larutan.
2. Buffer atau pengubah pH
Penambahan Buffer atau penetralisir PH memungkinkan pestisida untuk dicampur dengan pengencer atau pestisida lain dengan tingkat keasaman atau alkalinitas berbeda. Biasanya suspensi atau larutan pestisida yang stabil berada diantara pH 5,5 dan 7,0 (sedikit asam ke netral). Air yang sering digunakan oleh petani kadang menyebabkan pestisida terdegradasi sangat cepat sehingga mengurangi efektivitasnya.
3. Agen kompatibilitas
Membantu menggabungkan pestisida atau (pestisida dan pupuk) secara efektif; mengurangi atau menghilangkan ketidakcocokan.
4. Zat Aditif
Penambahan zat ini dapat membantu mengurangi pengendapan, meningkat ukuran rata-rata butiran semprot sehingga tidak menguap pada saat aplikasi.
5. Pengemulsi
Membantu agar pestisida dapat larut atau bercampur dengan air, biasanya digunakan untuk formulasi EC.
6. Extender
Menjaga pestisida yang sudah disemprotkan ke tanaman bisa bertahan lama, bisanya petani menyebutnya sebagai perekat.
7. Invert emulsifiers
Merupakan kebalikan dari pengemulsi, yang memungkinkan pestisida berbasis air untuk bercampur dengan pelarut dari minyak.
8. Penetrasi tanaman
Membantu pestisida untuk menembus permukaan luar tanaman sehingga bisa masuk ke dalam jaringan tanaman.
9. Pengaman
Mengurangi toksisitas (keracunan) dari formulasi pestisida ke tanaman yang di semprot.
10. Penyebar/Perata
Penambahan adjuvant jenis ini dapat membantu pestisida menyebar merata pada saat di aplikasikan dana membentuk lapisan untuk melindungi tanaman
11. Perekat
Membantu pestisida merekat ke permukaan tanaman yang telah disemprot. Beberapa tipe perekat meningkatkan adhesi(daya rekat) partikel padat ke tanaman yang disemprot, penggunaan perekat ini agar pestisida tidak mudah tercuci oleh air hujan, dan juga mengurangi penguapan
12. Surfaktan
Sulfaktan sendiri merupakan adjuvant yang paling populer, karena paling banyak digunakan yang berfungsi untuk mengurangi tekanan permukaan daun, sehingga butiran sempot bisa merata di atas permukaan yang disempot, bukan dalam bentuk butiran besar.
13. Pengental
meningkatkan viskositas (ketebalan) campuran semprotan. Penambahan pengental bisa mengurangi pestisida yang hilang karena penguapan pada saat aplikasi. Memperlambat penguapan pada pestisida sangat berguna untuk pestisida sistemik, mengingat butuh beberapa waktu untuk bisa masuk atau diserap oleh tanaman
14. Agen pembasah
Penambahan zat ini untuk membantu pencampuran formulasi pestisida bubuk dengan air.