fbpx

Lalat Bibit Padi Hama Yang Sering Disepelekan

Lalat bibit di tanaman padi saat ini masih menjadi hama minor, atau hama yang tidak diperhatikan oleh petani karena dampak kerusakan yang ditimbukan tidak separah dengan penggerek batang ataupun hama tikus, keberadaanya umumnya hanya di pembibitan atau di tanaman muda untuk sistem padi tabela. Namun belakangan ini keberadaan lalat bibit di pertanaman padi seringkali menjadi penyebab kerugian yang cukup besar karena serangannya pada saat tanaman masih muda, pada serangan yang parah tanaman tidak akan bisa berkembang bahkan terkadang mengalami kematian.

Imago Hydrellia spp
Imago Hydrellia spp

Jika melihat bentuknya lalat bibit padi ini hampir sama dengan lalat yang sering singgah di rumah, namun ukurannya yang relatif kecil hanya sekitar 2,5 – 4,5 mm (Imago), namun yang berbahaya adalah larva/ulatnya yang berada di pertamanan padi karena akan memakan jarinagn tumbuh tanaman padi yang menyebabkan padi menjadi rusak, tidak tumbuh ataupun mati (jika serangannya parah)

Biologi lalat bibit padi

Sangat penting untuk mengetahui siklus hidup dan biologi hama lalat bibit padi ini untuk memudahkan dalam identifikasi, pengamatan dan juga pengendalian yang tepat, sehingga menghindarkan tanaman padi dari serangan lalat bibit dan juga tidak salah dalam melakukan teknik pengendalian yang tepat.
Berikut merupakan bilogi dari lalat bibit padi :
  • Serangga dewasa (imago) betina memiliki panjang 2,5-4,5 mm dan biasanya berukuran lebih besar dari serangga jantan, meletakkan telur secara tunggal di bawah permukaan daun atau pada batang padi yang ada di dekat permukaan tanah atau air. betina dapat bertelur 7-22 butir, kadang sampai 70 butir pada saat kondisi memungkinkan. Telur berwarna keputih-putihan dan berbentuk lonjong seperti pisang, peletakan telur biasanya dilakukan pada sore hari pada saat matahari mulai tenggelam antara jam 16.00 – 19.00
  • Telur dapat menetas 33 jam setelah diletakkan sampai 4 hari dan berwarna putih memanjang dengan ukuran 1.5 mm dan biasanya diletakkan satu persatu atau dalam kelompok kecil.
  • Larva/ulat berwarna kuning mengkilat sampai kehijauan dan tembus cahaya  berada di bagian tengah daun yang masih menggulung. Larva bergerak kebagian tengah tanaman padi merusak jaringan dari bagian dalam sampai titik tumbuh daun. larva akan segera melubangi batang padi dan membuat semacam terowongan hingga ke dasar batang atau titik tumbuh tanaman. Hal inilah yang akan membuat tanaman padi menjadi kuning dan akhirnya mati. Kalaupun tanaman padi tersebut mampu melakukan pemulihan, pertumbuhannya akan kerdil dan tidak bisa optimal. Pada kondisi ini yang dikenal oleh petani juga sebagai gejala sundep mirip gejala serangan penggerak batang padi. Pengendaliannya diutamakan pada penanaman varitas yang tahan. Larva menetas pada daun termuda atau hipokotil. Larva hanya dapat hidup pada kondisi dengan kelembaban tinggi dan menyerang pada saat fase vegetatif. Fase larva memiliki panjang sampai 9 mm berlangsung dalam tiga instar selama 6-10 hari. Selanjutnya larva akan menuju ke dalam tanah atau pada pangkal pucuk maupun pangkal batang yang selanjutnya akan menjadi pupa.
    Larva yang panjangnya sekitar 9 mm itu pada awalnya berwarna putih krem dan akan berubah menjadi kuning hingga kuning gelap. Stadia larvanya sendiri berlangsung selama 6-18 hari dengan tiga instar atau tiga tahap pertumbuhan larva
  • Pupa berwarna kuning kecoklatan terletak di dalam tanah. Warna pupariumnya coklat kemerahan hingga coklat dengan panjang sekitar 4,1 mm. Lamanya stadia pupa hingga keluarnya imago berlangsung selama 8 -12 hari. Setelah keluar dari pupa selama 1 minggu menjadi imago yang siap kawin
  • Imago Hydrellia spp tersebut sangat aktif terbang dan sangat tertarik dengan kecambah atau tanaman yang baru muncul di atas permukaan tanah. Lama hidupnya bervariasi, antara 5 hingga 23 hari, dan imago betina akan berumur dua kali lebih panjang dibandingkan imago jantan.
    Hydrellia spp dapat terbang dengan baik dan aktif sepanjang hari. Imago Hydrellia berwarna kelabu kekuningan, berukuran panjang sekitar 3-3,5 mm; memiliki bentuk kepala yang kaku dengan sepasang antena. Pada bagian dorsal tubuhnya terdapat 2-3 pasang bercak warna hitam yang letaknya terdapat di bagian abdomen yang berwarna kuning. Imago betina Hydrellia spp dapat menghasilkan 100 telur selama masa hidupnya (3-7 hari)
Siklus Hidup Hydrellia spp
Baca juga :  Walang sangit hama padi yang kadang diremehkan

 

Gejala Serangan Lalat Bibit Padi

Lalat bibit atau dalam bahasa latinnya Hydrellia spp, merupakan salah satu hama tanaman padi yang sangat merugikan jika keberadaannya tidak segera diantisipasi sejak dini. Pasalnya, yang diserang adalah tanaman yang masih muda/ semai atau yang baru muncul di permukaan tanah.
Kerusakan yang ditimbulkan lalat bibit di tanaman padi disebabkan oleh larva lalat bibit yang bergerak masuk ke dalam titik tumbuh tanaman padi dan menggigit dasar daun dan titik tumbuh. sehingga terjadi pembusukan dan menyebakan jaringan lain membusuk. Bagian tanaman yang membusuk ini merupakan pakan yang cocok untuk larva. Larva memerlukan banyak air hingga serangnya banyak terjadi pada waktu musim hujan (kelembaban tinggi).
Gejala kerusakan akan nampak berupa bercak-bercak kuning yang dapat dilihat di sepanjang tepi daun yang baru muncul dan daun yang terserang mengalami perubahan bentuk.
Larva mmenyerang pada bagian antara helai daun dan pangkal tempat menempelnya daun. Larva juga menyerang titik tumbuh dengan suplai makanan tinggi. Akibat serangan larva tanaman padi menjadi seperti tanaman bawang, gejala ini di beberapa tempat disebut sebut sebagai gejala serangan sundep.
Gejala Serangan lalat bibit padi
Berdasarkan data yang dari kementerian pertanian hama ini sudah tersebar di seluruh sentra tanaman padi di Indonesia, mulai dari Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Keberadaannya juga lebih banyak di musim penghujan, karena hama ini menyukai lingkungan yang lembab. Selain itu, jika kondisi lingkungannya kering, telurnya tidak akan menetas atau kalaupun menetas larvanya akan mati sebelum memakan batang padi.

Pengendalian Hama lalat bibit padi

Pengendalian lalat bibit bisa dilakukan dengan berbagai macam teknik pengendalian, gabungan beberapa teknik pengendalian terbukti efektif mengurangi dan juga mengantisipasi terjadinya serangan parah hama ini, berikut diantaranya :

Pengendalian teknis /mekanis

  1. Melakukan pengeringan lahan bibit padi dilahan sawah dilakukan dengan cara membuang air yang menggenangi lahan pembibitan padi hingga kering, karena pembibitan padi volume rumpunnya banyak maka harus sering dikontrol. Hal tersebut dengan rumpun benih yang banyak akan banyak membutuhkan air, sehingga lahan benih akan cepat kering dan bila tidak terkontrol benih akan stress dan bahkan mati karena kekurangan air.
  2. Menerapkan pola pergiliran tanaman selain jagung dan padi. Selain itu, penggunaan varietas jagung yang memiliki ketahanan terhadap serangan hama ini juga akan lebih memudahkan pencegahan dan pengendalian.
  3. Mengingat siklus hidup lalat bibit hanya berlangsung selama 1-2 bulan di musim hujan, oleh karena itu, menggeser waktu tanam dan melakukan penanaman serempak juga menjadi siasat lain untuk mengatasi serangan hama tersebut. Atau bisa juga dengan penanaman padi dilakukan sebelum musim hujan, sehingga pada saat musim hujan tiba (kelembaban tinggi) tanaman sudah cukup kuat dari kemungkinan serangan hama tersebut.
  4. Pengendalian secara mekanis juga dapat dilakukan dengan membuat perangkap cahaya (light trap).
  5. Padi yang akan disemai direndam selama 1 minggu, tetapi pucuknya jangan terendam semua agar tanaman tidak mati.
Baca juga :  Budidaya padi secara lengkap

Pengendalian secara hayati

  1. Pengendalain secara hayati dengan memanfaatkan parasit bagi hama. Semisal memanfaatkan agens hayati yang berupa parasitoid Thricogramma sp. Saat ini agens hayati itu ada sudah disiapkan dalam bilah yang berisi kumpulan telur Thricogramma sp.
  2. Selain Thrichogramma sp, ada juga Opius sp. &Tetrastichus sp. yang mampu memarasit larva. Sedangkan Clubiona japonicola bisa menjadi predator bagi imago lalat bibit.

Pengendalian Kimia

 
  1. Penggunaan insektisida perlakuan benih untuk melindungi tanaman padi pada awal masa pertumbuhan terbukti efektif untuk mencegah terjadinya serangan hama ini, saat ini penggunaan Insektisida benih berbahan aktif Teametoksam terbukti sangat efektif melindungi tanaman padi sampai 2 minggu setelah tanam (hambur). Insektisida perlakuan benih ini bisa ditemukan di pasaran dengan merek dagang Cruiser.
  2. Apabila serangan sudah parah pengendalian dengan kimiawi bisa digunakan yaitu menggunakan insektisida Plenum ataupun Virtako, sehingga dapat melindungi tanaman lebih lama, selain itu mencegah telur lalat bibit padi ini menetas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *