Akhir-akhir ini petani mulai diresahkan adanya serangan hama, terutama menyerang tanaman padi yang berumur muda, walaupun hama ini sudah ada sejak lama namun beberapa tahun terakhir hama ini sudah menjadi hama utama atau hama mayor di tanaman padi, terutama di daerah-daerah yang intensif penanaman padinya, atau pertanian monokultur.
Hama ini adalah penggulung daun atau sebagian petani menyebutnya sebagai pelipat daun, karena gejala utamanya adalah daun padi yang terlipat atau tergulung. Sebagai daerah juga kadang menyebut hama ini adalah hama putih palsu (HPP).
Hama penggulung daun Cnaphalocrosis medinalis berasal dari keluarga kupu-kupu atau ngengat (Lepidoptera) yang aktif pada malam hari, ketika siang ngengat hama ini umumnya bersembunyi di balik daun atau rumput untuk terlindung dari sinar matahari. Selain pada tanaman padi ternyata hama ini juga bisa menyerang tanaman jagung, sorgum dan tebu, selain itu beberapa jenis rumput juga menjadi inang alternatif hama ini diantaranya Paspalum spp, Imperata spp, Eleusine spp, Panicum spp, dan golongan rumput berdaun lebar yaitu Stylosanthus spp. Untuk tanaman padi, serangan biasanya terjadi pada saat fase vegetatif bahkan apabila serangan parah bisa juga di jumpai di pembibitan.
Daftar Isi :
Siklus Hidup Hama Penggulung Daun Padi
Hama ini bermetamorfosis sempurna yang dimulai dari imago, telur, larva dan pupa dengan total lama hidup sekitar 42 – 48 hari.
Imago atau kupu-kupu hama ini sangat aktif, berwarna kuning cerah atau berwarna jerami dengan tiga garis di sayapnya, dua garis bergelombang berbeda di sayap depan dan satu garis bergelombang berbeda di sayap belakang. Ini memiliki rentang sayap 15mm.
Telur diletakkan sendiri-sendiri atau dalam kelompok-kelompok yang disusun dalam barisan longitudinal pada permukaan bawah daun yang berwarna putih bersisik. Fekunditas sekitar 56 telur. Masa inkubasi adalah 4-6 hari tergantung suhu lahan.
Larva atau ulat yang telah menetas akan langsung menggerek daun pada serangan yang parah daun akan disisakan hanya membran yang berwarna putih, selain itu hama ini mengeluarkan benang untuk merekatkan ujung daun sehingga daun tergulung atau terlipat, yang bertujuan untuk melindungi mereka dari serangan predator maupun dari sinar matahari. Umumnya larva atau ulat mengalami 5 – 6 instar dengan masa hidup antara 22 – 23 hari. Ulat yang sudah dewasa berwarna hijau dengan panjang sekitar 16 -17 mm.
Pupa atau kepompong akan di letakkan di dalam daun yang sudah terlipat berwarna coklat dan coklat tua apabila akan menjadi kupu-kupu dengan masa waktu sekitar 6 – 7 hari.
Gejala Serangan Hama Penggulung Daun
Serangan utama hama ini adalah di daun yang dimulai pada saat ulat baru menetas dari telur, kemudian memotong tepi daun dan melipat daun. Ketika bibit muda terserang, ia melipat 3-4 daun tanaman yang berdekatan dan mengikis materi hijau sehingga daun yang terinfeksi tampak putih. Daun yang terserang akan tampak garis putih yang sejajar dengan tulang daun Ulat tunggal mampu merusak beberapa daun. Tanaman yang diserang mengering dan mengurangi kekuatan tanaman. Pada akhirnya hasilnya berkurang. Kehilangan hasil dapat bervariasi hingga 10 –50 persen (%). Serangan yang parah bisa terjadi pada saat tanaman padi bunting, serangan pada fase ini mampu menurunkan hasil 30 -50 % apabila tidak dikendalikan dengan cepat.
Pengendalian
Untuk pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan berbagai metode atau menggabungkan beberapa metode pengendalian diantaranya adalah:
-
Fisik/Mekanik
Pengendalian dengan metode fisik/mekanik ini dapat dilakukan apabila lahan tidak terlalu luas, biasanya dilakukan di lahan pembibitan dengan cara mengamati pembibitan dan memungut telur atau ulat dari hama ini yang kelihatan di pertanaman.
-
Budidaya
Menurut beberapa literatur penggunaan pupuk Nitrogen yang tinggi dapat memicu ledakan hama ini, olehnya dianjurkan melakukan pemupukan yang berimbang, apabila ada serangan hama penggulung daun di pertanaman dianjurkan agar menunda pemupukan nitrogen (N) untuk mencegah hama ini dapat berkembang lebih cepat. Selain itu menjaga sanitasi lahan sawah, sirkulasi udara juga bisa mencegah hama ini menyerang, pengaturan pola tanam dengan jaajr legowo adalah salah satu metode yang efektif untuk mengendalikan hama.
Penggulung daun selain menyerang padi juga bisa hidup di beberapa jenis rumput olehnya pengendalian rumput yang berpotensi sebagai inang sebaiknya dilakukan di awal.
-
Hayati
Penggulung daun sebenarnya memiliki banyak musuh alami yang bisa dimanfaatkan, musuh alaminya mulai dari parasid telur berupa tabuhan Apanteles ruficrus, parasit ulat (larva) Melcha maculiceps dan parasit pupa (kepompong) Brachymeria sp.
Selain itu beberapa jenis semut dan laba-laba juga bisa menjadi predator dari ulat hama ini.
-
Kimia
Sebelum melalukan pengendalian secara kimia, perlu diketahui dulu ambang ekonomi dari hama ini, ambang ekonomi adalah batas hama ini bisa merusak yaitu apabila ditemukan lebih dari 5 ulat dalam 1 rumpun tanaman, sehingga apabila tidak dikendalikan secara cepat dapat menurunkan hasil.
Dalam melakukan pengendalian kimia harap diperhatikan penggunaan pestisida yang tepat, penggunaan pestisida dengan metode kontak kurang efektif karena ulat hama ini terlindung dari daun yang sudah terlipat, sehingga diperlukan insektisida yang bersifat racun lambung dan translaminar ataupun sistemik, Penggunaan insektisida kontak yang berlebih juga mampu membunuh musuh alami hama ini.
Hindari penggunaan insektisida berbahan aktif piretroid di tanaman padi, karena selain tidak di rekomendasikan penggunaan insektisida ini mampu membunuh organisme bukan sasaran sehingga malah memicu terjadi ledakan hama.
pestisida yang dapat digunakan dalam mengendalikan hama ini adalah yang berbahan aktif lufenuron, Abamectin, dan Klorontanilifrol.