fbpx

Penggerek Batang Hama No 1 di Tanaman Padi

Penggerek batang padi saat ini masih menjadi hama utama di hampir semua sentra pertanaman padi, intensitas serangan hampir setiap musim ada, posisinya sebagai hama perusak tanaman padi silih berganti dengan tikus berada di posisi pertama, olehnya keberadaanya tidak bisa di sepelekan, selain dampak serangan dan kerugian yang ditimbulkan cukup besar, kemampuan hama ini menyerang semua stadia tanaman mulai dari pembibitan sampai menjelang panen patut untuk di waspadai. Tidak jarang serangan yang cukup parah bisa menyebakan kehilangan hasil sampai gagal panen, tentunya ini sangat merugikan petani,

Penggerek batang padi di Indonesia terdapat beberapa jenis yaitu :

  1. Penggerek Batang Merah Jambu (Sesamia Inferens)
  2. Penggerek Batang Padi Bergaris (Chilo Suppressalis)
  3. Penggerek Batang Kepala Hitam (Chilo Polychrysus)
  4. Penggerek Batang Padi Putih (Scirpophaga Innotata)
  5. Penggerek Batang Padi Kuning (Scirpophaga Incertulas)

 

Dari kelima jenis penggerek batang ini, ada 3 jenis yang sangat dominan di Indonesia dan hampir dapat kita temui di lapangan ketika intensitas serangan penggerek batang meningkat atau tinggi, yaitu penggerek batang padi merah jambu, penggerek batang padi putih dan penggerek batang padi kuning. Walaupun kebanyakan petani hanya mengenal penggerek batang padi putih dan padi kuning namun keberadaan penggerek batang merah jambu juga sangat sering di jumpai di pertanaman dengan intensitas serangan dan potensi merusak tanaman yang juga cukup tinggi.

Biologi Penggerek Batang Padi

Secara umum biologi kelima penggerek batang ini berbeda namun cara menyerang dan gejala seranganya hampir sama karena berasal dari ordo yang sama yaitu lepidoptera, dimana umumnya telur dilekatkkan secara berkelompok antara 100 – 250 butir/kelompok telur yang dilindungi oleh selaput/sisik untuk melindungi telur dari pemangsa alami dan juga penggunaan pestisida yang tidak tepat. Telur diletakkan di permukaan bawah atau atas daun muda. Penggerek batang padi putih dan kuning meletakkan telur di bagian ujung daun dan telur di tutupi oleh sisik dari abdomen betina, sedangkan penggereka batang merah jambu telur di letakkan di seludang daun di antara batang tanaman.

 

Baca juga :  Mengenal tanaman padi secara lengkap
Siklus Hidup Scipophaga Innotata
Siklus Hidup Scirpophaga Innotata

 

Setelah telur menetas dan menjadi larva atau ulat yang berwarna putih kekuningan sampai kehijauan, dengan panjang maksimum 25 mm. Ulat terdiri dari 5-7 instar, dengan periode larva 28-35 hari. Karena larva bersifat kanibal sehingga hanya ada seekor ulat yang hidup dalam satu tunas. Ulat yang baru menetas keluar melalui 2-3 lubang yang dibuat pada bagian bawah telur menembus permukaan daun. Ulat yang baru muncul (instar 1) menuju bagian ujung daun dan menggantung dengan benang halus atau membuat tabung kecil, terayun oleh angin dan jatuh kebagian tanaman lain atau permukaan air. Ulat kemudian bergerak ke tanaman melalui celah antara pelepah dan batang. Selama hidupnya ulat dapat berpindah dari satu tunas ke tunas lainnya. Ulat instar akhir menuju pangkal batang untuk berubah menjadi pupakepompong. Sebelum menjadi pupa, ulat membuat lubang keluar pada pangkal batang dekat permukaan air atau tanah, yang ditutupi membran tipis untuk jalan keluar setelah menjadi imago.
Siklus Hidup Sesamia Inferens
Siklus Hidup Sesamia Inferens

 

Pupa berwarna kekuning-kuningan atau agak putih, dengan kokon berupa selaput benang berwarna putih. Panjang 12-15 mm dan stadium pupa 6-23 hari. Pupa berada di dalam pangkal batang, sehingga ketika kita mengambil batang tanaman yang terserang biasanya kita akan menemukan ulat atau pupa di dalam batang.

Setelah keluar dari pupa akan menjadi ngengat atau kupu-kupu dengan panjang antara 14 – 17 mm, secara umumnya ngengat dapat terbang 6 – 10 km tetapi khusus untuk penggerek batang merah jambu dapat terbang 32 – 50 km, kemampuan terbang dari ngengat ini sangat dipengaruhi oleh angin dan biasanya aktifitas mereka terjadi di malam hari.

Baca juga :  Amistartop salah satu solusi produksi padi menjadi 10 ton

Gejala Serangan Penggerek Batang Padi

Gejala serangan penggerek batang dibagi menjadi 2 berdasarkan waktu serangannya yaitu

1. Sundep

    Serangan hama penggerek batang pada saat tanaman memasuki stadia vegetatif atau pembentukan anakan baru, Serangan pada stadia ini menyebakan terganggunya pembentukan anakan produktif tanaman, sehingga sangat berpengaruh pada produksi, gejala yang nampak adalah anakan tanaman menjadi layu kemudian kering yang disebabkan karena terpotongnya suplay makanan ke daun karena adanya serangan larva hama penggerek batang yang menyerang titik tumbuh. Tanaman yang terserang gampang tercabut karena batang tanaman yang terpotong dan biasanya terdapat lubang gerekan di pangkal batang, ulat penggerekn batang biasanya di temukan di dalam batang.

 

Gejala Serangan Sundep

 

2. Beluk

    Serangan hama penggerek batang pada saat tanaman memasuki stadia generatif atau produksi, dimulai pada saat tanaman bunting sampai tanaman membentuk malai, mekanisme serangan beluk sama dengan sundep yang mana ulat akan masuk ke dalam batang tanaman dengan cara menggerek pangkal batang tanaman padi kemudian memakan titik tumbuh tanaman sehingga suplay makan ke malai tanaman akan terpotong yang menyebabkan pengisian bulir terganggu, hilangnya suplay makanan ke malai menyebabkan malai yang terbentuk menjadi kosong/hampa dan biasanya berwarna putih. Malai yang terserang akan sangat gampang untuk di cabut.
Beluk
Gejala Serangan Beluk

 

Pengendalian Hama Penggerek Batang Padi

Teknik Budidaya

  • Tanam serentak untuk membatasi sumber makanan bagi penggerek batang padi.
  • Rotasi tanaman padi dengan tanaman bukan padi untuk memutus siklus hidup hama.
  • Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan ngengat atau populasi larva di tunggul padi. Tanam jangan bertepatan dengan puncak penerbangan ngengat. Tanam bisa dilakukan pada 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi pertama dan atau 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi berikutnya apabila generasi penggerek batang padi di lapangan overlap.
Baca juga :  Asuransi pertanian, sebuah solusi menghadapi musim tak menentu

Fisik dan Mekanik

  • Cara mekanik dapat dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur penggerek batang padi di persemaian dan di pertanaman.
  • Menangkap ngengat dengan light trap (untuk luas 50 ha cukup 1 light trap).
  • Cara fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai permukaan tanah pada saat panen (disingkal). Usaha itu dapat pula diikuti penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau pupa mati.

Hayati

  • Pemanfaatan musuh alami parasitoid dengan melepas parasitoid telur seperti Trichogramma japonicum dengan dosis 20 pias/ha (1 pias = 2000-2500 telur terparasit) sejak awal pertanaman.

Kimia

  • Penggunaan insektisida dapat dilakukan bila sudah ditemukan 1 ekor ngengat pada light trap atau pertanaman, dan aplikasi insektisida sebaiknya dilakukan pada saat 4 hari setelah ditemukan 1 ekor ngengat pada light trap atau pertanaman tersebut.
  • Penggunaan insektisida mulai di persemaian apabila di temukan 1 kelompok telur dalam 1 m luas persemaian. Penggunaan Insektisida Virtako sangat dianjurkan cukup sekali semprot di persemaian.
  • Pada pertanaman, insektisida diberikan terutama pada stadium vegetatif dengan dosis 100 ml/Ha pada saat tanaman berumur 14 – 21 hari setelah tanam. kemudian dilanjut  stadium generatif aplikasi dengan insektisida yang disarankan yaitu Virtako .
  • Hal-hal yang harus diperhatikan dalam aplikasi insektisida adalah: keringkan pertanaman sebelum aplikasi, aplikasi saat air embun tidak ada yaitu sekitar jam 8 -11 atau dilanjutkan pada sore hari ketika angin sudah tidak kencang, tepat dosis, tepat jenis, dan tepat air pelarut (sekitar 350-500 liter air/ha).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *