fbpx

Kepinding tanah hama bandel tanaman padi

Kepinding tanah (Scotinophara coarctata F) atau kepinding hitam adalah salah satu hama yang menyerang tanaman padi. Dahulu hama ini adalah hama minor, serangan yang diakibatkan oleh hama ini tidak terlalu berdampak, namun karena sistem pertanian kita di Indonesia yang monokultur dan pertanaman padi yang ada secara terus meneurs ditambah lagi penggunaan pestisida yang tidak bijak menyebabkan populasi hama ini meningkat drastis dan menyebabkan kerugian yang sangat besar. Hama ini berkembang di negara-negara Asia. Daerah persebarannya meliputi Bangladesh, Myanmar, India, Indonesia, Jepang, Kamboja, China, Malaysia, Nepal, Pakistan, Filipina, Srilangka, Thailand, dan Vietnam. Hama ini pertama kali menyerang tanaman padi di Indonesia pada tahun 1903 dan selanjutnya di Malaysia tahun 1918.

Penyebaran kepinding tanah yang cukup luas dipengaruhi oleh siklus hidupnya yang lama, sehingga selama hidupnya dapat menghasilkan keturunan hingga 2-3 generasi. Siklus hidup hama ini sekitar 32-35 hari. Imago (serangga dewasa) dapat hidup sampai 7 bulan dan mengalami dorman dengan bersembunyi di dalam tanah. Hama ini bersembunyi di antara batang pada bagian pangkal batang padi pada siang hari dan aktif ke bagian atas tanaman pada malam hari. Baik nimfa (serangga muda) maupun imago melakukan sebagian besar kegiatan makan (menghisap cairan tanaman) pada malam hari karena mereka tertarik cahaya lampu.

Morfologi Kepinding Tanah

1. Telur

  • Berbentuk lonjong, warna merah jambu kehijau-hijauan
  • Diletakkan berkelompok sekitar 30 butir pada pangkal rumpun padi
  • Stadium 4-7 hari
Baca juga :  Pemerintah dalam waktu dekat akan impor 1 juta ton beras, semoga harga beras tetap stabil
 

                

2. Nimfa

  • Berwarna coklat kuning dengan tanda-tanda hitam pada tubuhnya, tidak bersayap
  • Stadium 20-30 hari
  • Tinggal pada pangkal tanaman padi pada siang hari dan makan serta mengisap tanaman pada malam hari

3. Imago

  • Pada musim kemarau imago mengalami dormansi
  • Imago Kepinding Tanah berwarna coklat kehitaman dan bila terganggu mengeluarkan bau khas yang menyengat.
  • Umur 4-7 bulan tergantung dari umur inangnya. Semakin tua tanaman inang, serangga semakin berkembangbiak dengan baik.
  • Dipengaruhi oleh umur tanaman inang (Tanaman inang terdiri dari padi, jagung dan tumbuh-tumbuhan golongan rumput-rumputan (graminae)).
  • Hidup dan berkembang biak selama 1-2 musim
  • Bertelur 12-17 hari setelah kawin
  • Menyukai keadaan basah atau lembab
  • Tertarik pada intensitas cahaya yang tinggi dan mudah di tangkap pada bulan purnama

Gejala Serangan Kepinding Tanah

Gejala kerusakan yang ditimbulkan karena serangan kepinding tanah adalah di daerah sekitar lubang bekas hisapan berubah warna menjadi coklat menyerupai gejala penyakit blas. Daun menjadi kering dan menggulung secara membujur. Gejala seperti sundep dan beluk merupakan gejala kerusakan umum yang menyebabkan gabah setengah berisi atau hampa. Pengisapan oleh kepinding tanah pada fase anakan menyebabkan jumlah anakan berkurang dan pertumbuhan terhambat (kerdil). Apabila fase terjadi fase bunting, tanaman menghasilkan malai yang kerdil, exkresi malai yang tidak lengkap, dan gabah hampa. Dalam kondisis populasi kepinding tinggi, tanaman yang dihisap dapat mati atau mengalami bugburn, seperti hopperburn oleh wereng coklat.
Akibat serangan kepinding tanah, penurunan hasil padi pada stadia anakan (30 hst) pada kepadatan 25–75 ekor per rumpun hasilnya akan berkurangantara 51–71%. Sedang jika serangan pada stadia tanaman generatif, pada kepadatan 25–75 ekor per rumpun hasilnya akan berkurang antara 37–48%. Pada serangan berat dapat menurunkan hasil 60 sampai 80%.

Pengendalian Kepinding Tanah

Untuk daerah-daerah endemis serangan kepinding tanah diharapkan pengendalian dapat dilakukan pada saat awal atau menjelang tanam, agar dampak yang ditimbulkan serangan hama ini dapat di minimalkan.

1. Pra Tanam

  • Memusnahkan sisa sisa tanaman (singgang ) melalui proses pengolahan tanah yang dipercepat serta Sanitasi singgang utama terutama pada gulma yang disukai kepinding tanah. Proses ini dapat dipercepat dengan penyemprotan Gramoxone pada singgang.
  • Percepatan pengolahan tanah setelah panen bertujuan untuk mematikan/ memusnahkan telur, nimfa dan imago yang tertinggal pada pangkal tanaman padi.
  • Pelepasan bebek/itik di sawah.
  • Menggunakan lampu perangkap.
  • Pengeringan lahan sawah juga bertujuan untuk menghambat perkembangan kepinding tanah
  • Di pertimbangkan untuk menyediakan tanaman tempat berlindung bagi predator , parasitoid ( musuh alami) berupa tanaman refugia seperti bunga pacah atau bunga gumitir (bunga mitir).
Baca juga :  Budidaya padi secara lengkap

2. Fase persemaian

  • Lakukan pengamatan persemaian secala berkala
  • Pada daerah kronis dan endemis kepinding tanah aplikasikan insektisida Virtako di persemaian apabila di temukan gejala serangan dan populasi kepinding tanah di persemaian
  • Bibit yang menunjukan gejala serangan segera di musnahkan
  • Hindari penggunaan pestisida yang tidak diperlukan untuk menjaga tumbuh kembangnya musuh alami di pertanaman

3. Fase pertanaman ( Vegetatif dan Generatif )

  • Pada fase ini, pengendalian harus dilakukan ketika populasi mencapai 5 ekor nimfa atau dewasa per rumpun.
  • Gunakan agensi hayati berupa cendawan Beauveria bassiana dan/atau Metarhizium anisopliae yang diaplikasikan seperti insektisida kimia karena mampu menekan populasi hingga 30%.
  • Lakukan pemupukan pada tanaman terserang ringan sehingga tanaman mampu mengkonpensasi kerusakan
  • Pemanfaatan dan pelestarian musuh alami seperti parasitoid dan predator.
  • Penangkapan imago dengan menggunakan lampu perangkap (lampu petromak) atau lampu lain yang dikombinasikan dengan pemasangan bak dan air yang dicampur dengan minyak tanah / deterjen
  • Penggenangan tanaman terserang sekitar 15 cm dari permukaan tanah untuk memusnahkan kelompok telur dan nimpa
  • Penggunaan insektisida anjuran apabila populasi kepinding tanah > 5 ekor/ rumpun pada tanaman muda ( Vegetatif ) dan > 15 ekor/rumpun pada fase generatif, aplikasi pestisida berdasarkan Prinsip 6 Tepat Penggunaan Pestisida (tepat jenis, tepat sasaran, tepat dosis, tepat cara, tepat waktu, dan tepat mutu).

Musuh Alami Kepinding Tanah

  • Parasitoid telur –> Scelionid
  • Predator telur –> Katak dan kadal
  • Predator telur, nimfa dan dewasa adalah kumbang Carabidae
  • Musuh alami yang dapat ditemukan di pertanaman padi yang dapat berperan sebagai predator kepinding tanah di antaranya adalah Agonium daimio (Coleoptera: Carabidae), Stenonabis tagalicus (Hemiptera: Nabidae), Rana sp. (Ranidae). Musuh alami lainnya sebagai parasitoid telur adalah Telenomus cyrus, dan T. triptus (Hymenoptera: Scelionidae), serta patogen Metarhizium anisopla dan Beauveria bassiana.
Baca juga :  Hama Penggulung atau pelipat daun padi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *