Pertengahan tahun 90-an, permasalahan utama tanaman padi saat itu adalah gulma dan hama, keberadaan penyakit tanaman belum menjadi sebuah kendala yang sangat berarti, sehingga keberadaan masih diacuhkan oleh petani, perhatian pengendlian OPT hanya terbatas pada gulma dan hama saja terutama hama tikus dan penggerek batang serta beberapa tempat yang intensif pertanaman padinya banyak terserang wereng.
Namun rataan produksi padi pada saat itu belum bisa maksimal, untuk mencapai produksi 7 ton per hektar masih sangat susah, walaupun sudah menggunakan bibit unggul dengan pemupukan yang berimbang dan serangan OPT masih kurang, namun produksi belum bisa maksimal.
Banyak ahli yang kemudian meneliti dan ternyata persoalan utamanya adalah banyaknya penyakit yang menyerang tanaman padi, yang walaupun tidak kelihatan dampaknya secara langsung ternyata bisa menurunkan produksi secara nyata, rusaknya daun tanaman yang terserang penyakit menyebabkan bulir tidak berisi sempurna, banyaknya bulir yang hampa dan juga anakan yang tidak produktif sehingga tidak menghasilkan bulir.
Kemudian pada tahun 1998, PT Syngenta Indonesia mulai memperkenalkan sebuah terobosan baru bagaimana mengatasi permasalahan petani padi terutama karena adanya serangan penyakit.Teknologi ini kemudian dibuat dalam sebuah produk fungisida dengan nama SCORE 250 EC, dengan taglinenya “Score Booster Padi”
Edukasi yang dilakukan terus menerus, oleh staf lapangan Syngenta, dengan membuat berbagai macam demo terutama demo belah rambut, yang mana dalam satu petakan dibuat demo dengan menggunakan fungsida score 250 EC dan setengahnya tanpa perlakuan fungisida, dengan hanya dua kali aplikasi, yaitu penyemprotan padi bunting dan pada saat malai keluar sempurna, sehingga pada saat menjelang panen terlihat perbedaan tanaman yang menggunakan fungsisida dengan yang tidak.
Promosi ini sangat efektif karena hasil nyata yang diperlihatkan, namun beberapa tantangan juga dijumpai di lapangan, terutama karena petani belum begitu kenal dengan penyakit serta dampaknya terhadap tanaman, selain itu keberadaan patogen tidak bisa dilihat dengan mata langsung, karena merupakan mikroorganisme yang sangat kecil, keberdaan patogen ini hanya bisa dideteksi dengan gejala serangan di pertanaman.
Score 250 EC merupakan fungisida dengan bahan aktif Difenoconazole 250 g/l dari golongan Triazole termasuk dalam kelas kimia DMI – FRAC group 3, yang mana berfungsi untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh jamur/cendawan dengan cara menghambat demetilasi (hilangnya gugus metil (CH3) dari suatu molekul). Fungisida Score 250 EC ini bersifat sistemik dan dapat diaplikasikan secara preventif dan kuratif. Score 250 EC terdaftar di komisi pestisida dengan izin tetap dan nomor pendaftaran RI. 0102011990939
Daftar Isi :
Sasaran
Saat ini Score terdaftar dalam mengendalikan berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh jamur/cendawan pada berbagai tanaman dengan 2 tipe kemasan yaitu 80 ml dan 50 ml sebagai berikut :
- Apel : penyakit tepung Phodopshaera leucotricha (Penyemprotan volume tinggi : 5 – 10 ml/100 l)
- Bawang merah : penyakit bercak ungu Alternaria porri (Penyemprotan volume tinggi : 0,25 – 0,5 ml/l)
- Bawang putih : penyakit bercak ungu Alternaria porri (Penyemprotan volume tinggi : 0,4 – 0,8 ml/l)
- Cabai : penyakit bercak daun Cercospora capsici (Penyemprotan volume tinggi : 0,25 – 0,5 ml/l)
- Jagung : penyakit hawar daun Helminthosporium turcicum (Penyemprotan volume tinggi : 0,25 – 0,50 ml/l)
- Jarak Pagar : penyakit embun tepung Oidium sp. (Penyemprotan volume tinggi : 0,75 – 1 ml/l)
- Jeruk : penyakit tepung Oidium sp. (Penyemprotan volume tinggi : 0,5 – 1 ml/l)
- Kacang panjang : penyakit bercak daun Cercospora sp., penyakit karat daun Uromyces sp. (Penyemprotan volume tinggi : 0,5 – 1 ml/l)
- Kedelai : penyakit bercak kering Cercospora sp. (Penyemprotan volume tinggi : 0,25 – 0,50 ml/l)
- Kelapa sawit : penyakit daun pembibitan Curvularia maculans, Pestalotiopsis palmarum (Penyemprotan volume tinggi : 1 – 1,5 ml/l)
- Kentang : penyakit bercak kering Alternaria solani (Penyemprotan volume tinggi : 0,75 – 1 l/ha)
- Mangga : penyakit antraknosa Colletotrichum gloeosporioides, penyakit bercak daun Stigmina mangifarae (Penyemprotan volume tinggi : 0,25 – 0,50 ml/l)
- Padi : penyakit busuk batang Helminthosporium sigmoidum, penyakit hawar pelepah Rhizoctonia solani, penyakit bercak daun Cercospora sp. (Penyemprotan volume tinggi : 400 ml/ha)
- Padi : penyakit blas Pyricularia oryzae (Penyemprotan volume tinggi : 300 – 480 ml/ha)
- Semangka : penyakit bercak daun Cercospora sp. (Penyemprotan volume tinggi : 0,5 – 1 ml/l)
- Tembakau : penyakit patik daun Cercospora nicotianae (Penyemprotan volume tinggi : 0,25 – 0,50 ml/l)
- Tomat : penyakit bercak kering Alternaria solani (Penyemprotan volume tinggi : 0,5 – 1 ml/l)
- Tomat : penyakit busuk Septoria lycopersici (Penyemprotan volume tinggi : 0,25 – 0,5 ml/l)
Score fungisida di tanaman padi
Score 250 EC cukup 2 kali aplikasi di tanaman padi yaitu pada saat tanaman padi bunting atau sekitar 45 HST (Tanam Pindah) dan pada saat tanaman berbunga 75% 60 HST (Tanam Pindah)
Tujuannya aplikasi pada saat bunting menjaga tanaman tetap sehat sehingga malai yang keluar akan serempak dan melindungi tanaman padi dari serangan penyakit.
Tujuan aplikasi kedua pada saat malai keluar 75 % adalah menjaga tanaman tetap sehat dan mempertahankan sel-sel tua tanaman tetap berfungsi sehingga proses pengisian bulir lebih sempurna dari pangkal ke ujung untuk menghindari buah hampa.
Keunggulan Score 250 EC
Saat ini banyak sekali fungisida berbahan aktif sama dengan dengan Score, yaitu DIfenokonazole yang beredar di pasaran, baik yang berbahan aktif tunggal maupun yang campur, namun sampai hari ini Score 50 EC masih menjadi pemimpin pasar di kelas fungsida padi, bahkan beberapa daerah sudah menjadi Score sebagai fungsida wajib yang harus disediakan sebelum turun sawah,
Beberapa keunggulan Score 50 EC diantaranya
- Melindungi tanaman dari bercak daun spot dan penyakit lainnya.
- Memberikan efek penghijauan sehingga tanaman padi hijau sampai panen.
- Pembungaan lebih cepat dan serempak
- Dapat memaksimalkan hasil produksi karena tanaman yang terlindungi secara sempurna dari penyakit yang bisa menyebabkan penurunan produksi.
- Bulir lebih bernas, kuning dan berisi sempurna
- Tanaman sehat dan daun bendera hijau sampai panen sehingga pengisian bulir maksimal dan menghindari biji hampa.
- Beras utuh dan bersih karena bebas penyakit.